Banyak pihak yang meragukan cara islam memotong hewan... sebagian mengatakan cara sembelih adalah cara yang kejam, karena dianggap menyiksa dengan membunuh perlahan-lahan.
Inilah sebagian rahasianya
1. Metode pemotongan
Modus Islam menyembelih hewan membutuhkan kondisi berikut harus dipenuhi:
- Hewan harus dipotong dengan benda tajam (pisau)
Hewan harus disembelih dengan benda tajam (pisau) dan dalam cara yang cepat sehingga rasa sakit pemotongan dapat diminimalkan.
- Potong pipa angin, tenggorokan dan pembuluh leher
Zabiha adalah kata Arab yang berarti 'dipotong'.' yang harus dilakukan dengan memotong tenggorokan, tenggorokan dan pembuluh darah di leher binatang itu menyebabkan kematian tanpa memotong sumsum tulang belakang.
- Darah harus dikeringkan
Darah harus dikeringkan sepenuhnya sebelum kepala diputuskan. Tujuannya adalah untuk mengalir keluar sebagian besar darah yang akan berfungsi sebagai media kultur yang baik bagi organisme mikro. Sumsum tulang belakang tidak boleh dipotong karena serat-serat saraf ke jantung dapat rusak selama proses menyebabkan serangan jantung, stagnan darah dalam pembuluh darah.
2. Darah adalah medium yang baik untuk kuman dan bakteri
Darah merupakan media yang baik kuman, bakteri, racun, dll Oleh karena itu cara Muslim menyembelih lebih higienis karena sebagian besar darah yang mengandung kuman, bakteri, racun, dll yang merupakan penyebab beberapa penyakit dieliminasi.
3. Daging tetap segar untuk waktu yang lebih lama
Daging disembelih dengan cara Islam tetap segar untuk waktu lebih lama karena kekurangan darah dalam daging dibandingkan dengan metode lain untuk pemotongan.
4. Hewan tidak merasa sakit
Dengan disembelih Otomatis pasokan oksigen yang dibawa darah ke otak terhenti, sebab urat nadi di leher telah putus. Dan otak tidak merespon lagi rasa sakit itu. DAN RASA SAKIT ITU HANYA BERLANGSUNG SUNGKAT SEKITAR 8 DETIK.. . Adapun sekarat kocok dan tendangan, bukan karena sakit, namun karena kontraksi dan relaksasi otot-otot defecient dalam darah dan karena aliran darah keluar dari tubuh.
----------------------------
Penelitian mengenai penyembelihan Hewan dengan Cara Islam
Di bawah ini adalah tulisan yang disadur dan diringkas oleh Usman Effendi AS.,dari makalah tulisan Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P., Sekretaris Eksekutif LP.POM-MUI Propinsi DIY dan Dosen Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta:
Melalui
penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan dari
Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman. Yaitu:
Prof.Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Keduanya memimpin satu tim
penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan: manakah yang lebih
baik dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam yang
murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat
(dengan pemingsanan)?
Keduanya
merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapi yang
telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu
dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph
(EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik
(panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat
rasa sakit sapi ketika disembelih. Di jantung sapi-sapi itu juga
dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat
darah keluar karena disembelih.
Untuk
menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECG
yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah masa
adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan
Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan
menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.
Dalam
Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang
tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni:
saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu:
arteri karotis dan vena jugularis.
Patut
pula diketahui, syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atau teknik
pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau bahkan
mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum
disembelih.
Selama
penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untuk
merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum
pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati.
Nah, hasil penelitian inilah yang sangat ditunggu-tunggu!
Dari
hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz dan
Dr. Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa hal
sbb.:
Kedua :
pada
3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik
secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur
nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada
saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat
aktivitasnya.
Ketiga :
setelah
6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar
biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh
anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan
koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada
saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher
tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero
level (angka nol). Hal ini diterjemahkan oleh kedua peneliti ahli itu
bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali!).
Keempat :
karena
darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal,
maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi
bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat
sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang
menghasilkan Healthy Food.
Penyembelihan Cara Barat
Pertama :segera
setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh
dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi,
sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan
mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa (mengalami)
rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak
sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).
Kedua :
segera
setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata
pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang
diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).
Ketiga :
grafik
EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke
batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa
sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal.
Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari
seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari
tubuh.
Keempat :
karena
darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal,
maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga
dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan
demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan
dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku
(yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan tempat atau
media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang
merupakan agen utama merusak kualitas daging.
Bukan Ekspresi Rasa Sakit!
kejang
dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyata bukanlah
ekspresi rasa sakit! Sangat jauh berbeda dengan dugaan kita sebelumnya!
Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwa setiap
darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka, pastilah disertai
rasa sakit dan nyeri. Terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan
luka terbuka yang menganga lebar…!Hasil
penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru membuktikan yang
sebaliknya. Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariat
Islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah ‘menyentuh’ saraf
rasa sakit. Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa
sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa
sakit, melainkan sebagai ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja
(yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras). Mengapa demikian?
Hal ini tentu tidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena grafik EEG
tidak membuktikan juga tidak menunjukkan adanya rasa sakit itu.
Hadits Rasulullah tentang penyembelihan ini:
-----------------------------------
http://www.facebook.com/notes/kesempurnaan-al-quran
http://muslims-says.blogspot.com/2012/01/penelitian-mengenai-penyembelihan-hewan.html